Sabtu, 15 September 2018

Menjadi Working from Home Mom?

Beberapa kali terpikir oleh saya untuk bekerja kembali dari rumah, memulai lagi Honey Handmade yang hampir dua tahun vakum karena saya hamil dan melahirkan. Rasanya kangen jahit-jahit tas lagi, hunting kain cantik, gambar desain tas dst. Di tambah beberapa customer ada yang menanyakan. Tapi setelah berulang kali saya pikirkan, sepertinya tak semudah sebelum ada Mufa. Benar juga kata orang bahwa anak semakin besar, tantangannya semakin banyak, semakin tidak bisa di-sambi dan harus diawasi karena dia semakin aktif. Beda halnya saat dia masih bayi.

Sumber gambar :  http://pinterest.com/pin/507147608035637209/?source_app=android

Bekerja dari rumah atau biasa disebut Working from Home Mom kian populer saat ini karena dianggap memberikan solusi agar para ibu bisa membersamai anak sekaligus berpenghasilan tanpa harus keluar rumah. Apalagi jaman digital seperti sekarang, banyak pekerjaan bisa di handle dari rumah tanpa haus dandan dan terkena macet di jalan, dasteran pun bisa. Urusan rumah beres, anak terjaga, aktualisasi diri terpenuhi, penghasilan pun didapat. Ideal bukan?

Dream craft room
Sumber gambar :  http://pinterest.com/pin/507147608035638020/?source_app=android

Tapi apakah iya seperti itu? Setelah berulang kali saya pikirkan ternyata saya bukan manusia super yang bisa mengerjakan semuanya sendirian. Honey Handmade juga belum bisa di delegasikan ke orang lain. Pasti ada yang dikorbankan, bisa jadi pekerjaan rumah, anak, suami, maupun diri sendiri. Apalagi jika deadline banyak, sudah terbayang bagaimana uring-uringannya saya. Dampaknya pasti negatif.

Apa yang saya pikirkan itu terjawab di kulwap Momystudy 9 yang diadakan oleh Momikologi bulan ini. Mengusung tema Working from Home Mom dengan narasumber mbak Puty Karina Puar, seorang Working from Home Mom idolaku dengan karya-karya apik-nya yang sangat mewakili kami para ibu.

Sumber : Momikologi

Banyak hal yang bisa diambil manfaatnya dari kulwap ini dan menjadi catatan penting serta menjelaskan secara rinci dari apa yang berputar di benak saya tentang keinginan untuk kembali menjadi Working from Home Mom.

Berdasarkan sharing session dengan mbak Puty, ada beberapa yang perlu diperhatikan untuk menjadi Working from Home Mom, yaitu :
1. Kenali apa yang mau dan mampu kita kerjakan.
Sebelum memutuskan menjadi Working from Home Mom, kita harus memahami usaha apa yang akan kita jalankan dari rumah. Usahakan ini adalah kerjaan yang kita bisa enjoy. Jangan yang tambah bikin stress. (Misal tidak suka masak, eh buka katering).

Mengenali batasan kemampuan diri secara fisik dan emosional jika menjadi Working from Home Mom, ini bisa diukur dari :
  • Usaha yang kita kerjakan dari rumah apakah dikerjakan sendiri atau bisa didelegasikan? Seberapa beratkah pekerjaan itu. 
  • Pekerjaan rumah tangga apakah mampu dikerjakan sendiri atau harus ada ART?
  • Apakah mampu sambil momong anak sekaligus bekerja ataukah perlu bantuan anggota keluarga lain atau ART? Dalam hal ini perlu pemahaman tentang manajemen diri dan waktu sesuai keadaan yang dihadapi.
  • Apakah ada waktu yang cukup untuk suami? Nah ini, kadang untuk suami yang ritme kerjanya tinggi, mereka lebih suka kondisi rumah yang tenang, istri fokus menemani suami saat di rumah, tidak mengerjakan pekerjaan lain. Jadi perlu komunikasi dan manajemen waktu agar tidak tumpang tindih.
2. Bicarakan dengan keluarga terutama suami.
Minta support dan restu karena pasti akan mengurangi kadar perhatian. Ini penting, karena tanpa ridho suami dan supportnya apalah kita para istri. Jelaskan juga usaha yang akan dijalankan dan berapa penghasilannya juga diskusikan apakah bisa berbagi tugas rumah tangga dengan suami. Anggota keluarga lain bisa jadi back up kita momong anak saat deadline melanda. Karena jika suami dan keluarga paham serta ridho insyaAllah ke depannya tidak ada masalah dan perasaan "tak dianggap berpenghasilan" atau dikomentari "seharian dirumah tapi kok amburadul semua". Bisa nyesek kan padahal kita sudah mati-matian mengerjakan ini itu.

3. Atur rutinitas & prioritas (time management)
Menjadi Working from Home Mom memang menuntut disiplin dan fleksibilitas yang tinggi. Berikut tips agar waktu yang ada menjadi efisien baik untuk pekerjaan atau urusan rumah tangga :
  • Pintar-pintar mencuri waktu 
  • Gunakan waktu-waktu yang dicuri dengan tepat
  • Jangan menunda pekerjaan
4. Guilt management
Ini yang sering tidak diperhatikan. Guilt management ini penting sekali dipahami baik sebagai Working from Home Mom, Working Mom maupun Stay at Home Mom. Pasti ada saja rasa bersalah ke anak atau suami. Mungkin juga rasa kecewa karena yang terjadi tidak sesuai rencana. Nah rasa itu perlu diolah agar tidak berdampak menyalahkan diri sendiri. Tips untuk guilt management : Pikirkan apa yang sudah kita kerjakan. Bukan apa yang belum.

5. Financial management
Sebagai Working from Home Mom yang berpenghasilan, berikut yang perlu diperhatikan terkait keuangan :
  • Rekening bisnis dan rumah tangga WAJIB dipisahkan. 
  • Selalu catat pemasukan dari Working from Home Mom kita dengan tertib. Jadi kita tau dalam setahun kita bisa dapat berapa rata-rata sebulannya.
  • Kalau sudah tau rata-rata dapat berapa, bisa dianggarkan berapa jumlah yang akan kita sisihkan untuk uang belanja rumah tangga, berapa untuk kita jajan, dan berapa untuk ditabung.
  • Punya tujuan finansial seperti dana pensiun anak, tabungan haji, investasi, dst.
Tercerahkan bukan? Sekali lagi lihat kondisi pribadi dan keluarga masing-masing serta apa prioritas utama kita sebagai ibu. Dari kulwap ini rasanya saya jadi menemukan keikhlasan yaitu belum waktunya Honey Handmade kembali ke dunia per-craft-an. Mohon maaf ya untuk para customer tercinta. Semoga suatu saat nanti Allah ijinkan lagi untuk eksis.

Kondisi merantau yang jauh dari keluarga, pekerjaan suami yang ritmenya tinggi, dan anak yang sedang aktif-aktifnya rasanya
cukup menjadi alasan saya untuk belum kembali menjadi Working at Home Mom. Memiliki suami dengan ritme kerja tinggi tentunya tidak mungkin bisa berbagi pekerjaan rumah tangga. Jauh dari keluarga juga membuat saya tidak bisa menitipkan anak untuk sekedar menyelesaikan pekerjaan. Pakai ART? Wah kami tak ada anggaran untuk itu, ada kebutuhan lain yang lebih penting. Saya juga tidak terbiasa dengan ART, background keluarga saya juga selalu do it yourself. Jadi prioritas saya sebagai istri dan ibu adalah keluarga. Sederhana ya tampaknya, tapi saya harus terus belajar karena masih banyak kurangnya. Tidak semudah bayangan.

Selengkapnya tentang resume Kulwap Momystudy 9 bisa dibaca di sini ya. Tentang seluk beluk Working from Home Mom dan karya-karya mbk Puty bisa ke blognya told.byputy.

Oya untuk yang mau menjalani peran sebagai Working from Home Mom, siapkan hati yang lapang karena pasti muncul pertanyaan aneh yang kadang bikin kesal dari orang terdekat yang tak paham, tetangga, teman, atau siapapun itu. Semacam :
"Kamu ngapain aja di rumah seharian? Gak bosen?" - pertanyaan dari teman yang wanita karier -

"Tidur ya, kok di rumah terus?" - pertanyaan dari tetangga yang sok tau -

"Kamu gak daftar CPNS ya? Daripada di rumah terus." - pertanyaan dari saudara yang terlihat sukses dunia akhirat -

Dan lain-lain, kayaknya saya malah jadi curhat jaman dulu setelah resign dari kantor dan full di Honey Handmade. Tak banyak yang paham memang, hanya bapak ibu, beberapa saudara dan sahabat.

Jadi apapun pilihannya, ibu tetaplah ibu. Bukan manusia super tapi selalu ingin yang terbaik untuk keluarganya. Hargailah...
 Sumber : 
https://pinterest.com/pin/583919907908973863/?source_app=android

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rutin Mencatat Pengeluaran yuk

Dalam pengelolaan keuangan ada hal paling sederhan tapi kadang tidak dilakukan karena tidak sempat atau terlalu ribet atau malas yaitu menc...