Sabtu, 15 September 2018

Menjadi Working from Home Mom?

Beberapa kali terpikir oleh saya untuk bekerja kembali dari rumah, memulai lagi Honey Handmade yang hampir dua tahun vakum karena saya hamil dan melahirkan. Rasanya kangen jahit-jahit tas lagi, hunting kain cantik, gambar desain tas dst. Di tambah beberapa customer ada yang menanyakan. Tapi setelah berulang kali saya pikirkan, sepertinya tak semudah sebelum ada Mufa. Benar juga kata orang bahwa anak semakin besar, tantangannya semakin banyak, semakin tidak bisa di-sambi dan harus diawasi karena dia semakin aktif. Beda halnya saat dia masih bayi.

Sumber gambar :  http://pinterest.com/pin/507147608035637209/?source_app=android

Bekerja dari rumah atau biasa disebut Working from Home Mom kian populer saat ini karena dianggap memberikan solusi agar para ibu bisa membersamai anak sekaligus berpenghasilan tanpa harus keluar rumah. Apalagi jaman digital seperti sekarang, banyak pekerjaan bisa di handle dari rumah tanpa haus dandan dan terkena macet di jalan, dasteran pun bisa. Urusan rumah beres, anak terjaga, aktualisasi diri terpenuhi, penghasilan pun didapat. Ideal bukan?

Dream craft room
Sumber gambar :  http://pinterest.com/pin/507147608035638020/?source_app=android

Tapi apakah iya seperti itu? Setelah berulang kali saya pikirkan ternyata saya bukan manusia super yang bisa mengerjakan semuanya sendirian. Honey Handmade juga belum bisa di delegasikan ke orang lain. Pasti ada yang dikorbankan, bisa jadi pekerjaan rumah, anak, suami, maupun diri sendiri. Apalagi jika deadline banyak, sudah terbayang bagaimana uring-uringannya saya. Dampaknya pasti negatif.

Apa yang saya pikirkan itu terjawab di kulwap Momystudy 9 yang diadakan oleh Momikologi bulan ini. Mengusung tema Working from Home Mom dengan narasumber mbak Puty Karina Puar, seorang Working from Home Mom idolaku dengan karya-karya apik-nya yang sangat mewakili kami para ibu.

Sumber : Momikologi

Banyak hal yang bisa diambil manfaatnya dari kulwap ini dan menjadi catatan penting serta menjelaskan secara rinci dari apa yang berputar di benak saya tentang keinginan untuk kembali menjadi Working from Home Mom.

Berdasarkan sharing session dengan mbak Puty, ada beberapa yang perlu diperhatikan untuk menjadi Working from Home Mom, yaitu :
1. Kenali apa yang mau dan mampu kita kerjakan.
Sebelum memutuskan menjadi Working from Home Mom, kita harus memahami usaha apa yang akan kita jalankan dari rumah. Usahakan ini adalah kerjaan yang kita bisa enjoy. Jangan yang tambah bikin stress. (Misal tidak suka masak, eh buka katering).

Mengenali batasan kemampuan diri secara fisik dan emosional jika menjadi Working from Home Mom, ini bisa diukur dari :
  • Usaha yang kita kerjakan dari rumah apakah dikerjakan sendiri atau bisa didelegasikan? Seberapa beratkah pekerjaan itu. 
  • Pekerjaan rumah tangga apakah mampu dikerjakan sendiri atau harus ada ART?
  • Apakah mampu sambil momong anak sekaligus bekerja ataukah perlu bantuan anggota keluarga lain atau ART? Dalam hal ini perlu pemahaman tentang manajemen diri dan waktu sesuai keadaan yang dihadapi.
  • Apakah ada waktu yang cukup untuk suami? Nah ini, kadang untuk suami yang ritme kerjanya tinggi, mereka lebih suka kondisi rumah yang tenang, istri fokus menemani suami saat di rumah, tidak mengerjakan pekerjaan lain. Jadi perlu komunikasi dan manajemen waktu agar tidak tumpang tindih.
2. Bicarakan dengan keluarga terutama suami.
Minta support dan restu karena pasti akan mengurangi kadar perhatian. Ini penting, karena tanpa ridho suami dan supportnya apalah kita para istri. Jelaskan juga usaha yang akan dijalankan dan berapa penghasilannya juga diskusikan apakah bisa berbagi tugas rumah tangga dengan suami. Anggota keluarga lain bisa jadi back up kita momong anak saat deadline melanda. Karena jika suami dan keluarga paham serta ridho insyaAllah ke depannya tidak ada masalah dan perasaan "tak dianggap berpenghasilan" atau dikomentari "seharian dirumah tapi kok amburadul semua". Bisa nyesek kan padahal kita sudah mati-matian mengerjakan ini itu.

3. Atur rutinitas & prioritas (time management)
Menjadi Working from Home Mom memang menuntut disiplin dan fleksibilitas yang tinggi. Berikut tips agar waktu yang ada menjadi efisien baik untuk pekerjaan atau urusan rumah tangga :
  • Pintar-pintar mencuri waktu 
  • Gunakan waktu-waktu yang dicuri dengan tepat
  • Jangan menunda pekerjaan
4. Guilt management
Ini yang sering tidak diperhatikan. Guilt management ini penting sekali dipahami baik sebagai Working from Home Mom, Working Mom maupun Stay at Home Mom. Pasti ada saja rasa bersalah ke anak atau suami. Mungkin juga rasa kecewa karena yang terjadi tidak sesuai rencana. Nah rasa itu perlu diolah agar tidak berdampak menyalahkan diri sendiri. Tips untuk guilt management : Pikirkan apa yang sudah kita kerjakan. Bukan apa yang belum.

5. Financial management
Sebagai Working from Home Mom yang berpenghasilan, berikut yang perlu diperhatikan terkait keuangan :
  • Rekening bisnis dan rumah tangga WAJIB dipisahkan. 
  • Selalu catat pemasukan dari Working from Home Mom kita dengan tertib. Jadi kita tau dalam setahun kita bisa dapat berapa rata-rata sebulannya.
  • Kalau sudah tau rata-rata dapat berapa, bisa dianggarkan berapa jumlah yang akan kita sisihkan untuk uang belanja rumah tangga, berapa untuk kita jajan, dan berapa untuk ditabung.
  • Punya tujuan finansial seperti dana pensiun anak, tabungan haji, investasi, dst.
Tercerahkan bukan? Sekali lagi lihat kondisi pribadi dan keluarga masing-masing serta apa prioritas utama kita sebagai ibu. Dari kulwap ini rasanya saya jadi menemukan keikhlasan yaitu belum waktunya Honey Handmade kembali ke dunia per-craft-an. Mohon maaf ya untuk para customer tercinta. Semoga suatu saat nanti Allah ijinkan lagi untuk eksis.

Kondisi merantau yang jauh dari keluarga, pekerjaan suami yang ritmenya tinggi, dan anak yang sedang aktif-aktifnya rasanya
cukup menjadi alasan saya untuk belum kembali menjadi Working at Home Mom. Memiliki suami dengan ritme kerja tinggi tentunya tidak mungkin bisa berbagi pekerjaan rumah tangga. Jauh dari keluarga juga membuat saya tidak bisa menitipkan anak untuk sekedar menyelesaikan pekerjaan. Pakai ART? Wah kami tak ada anggaran untuk itu, ada kebutuhan lain yang lebih penting. Saya juga tidak terbiasa dengan ART, background keluarga saya juga selalu do it yourself. Jadi prioritas saya sebagai istri dan ibu adalah keluarga. Sederhana ya tampaknya, tapi saya harus terus belajar karena masih banyak kurangnya. Tidak semudah bayangan.

Selengkapnya tentang resume Kulwap Momystudy 9 bisa dibaca di sini ya. Tentang seluk beluk Working from Home Mom dan karya-karya mbk Puty bisa ke blognya told.byputy.

Oya untuk yang mau menjalani peran sebagai Working from Home Mom, siapkan hati yang lapang karena pasti muncul pertanyaan aneh yang kadang bikin kesal dari orang terdekat yang tak paham, tetangga, teman, atau siapapun itu. Semacam :
"Kamu ngapain aja di rumah seharian? Gak bosen?" - pertanyaan dari teman yang wanita karier -

"Tidur ya, kok di rumah terus?" - pertanyaan dari tetangga yang sok tau -

"Kamu gak daftar CPNS ya? Daripada di rumah terus." - pertanyaan dari saudara yang terlihat sukses dunia akhirat -

Dan lain-lain, kayaknya saya malah jadi curhat jaman dulu setelah resign dari kantor dan full di Honey Handmade. Tak banyak yang paham memang, hanya bapak ibu, beberapa saudara dan sahabat.

Jadi apapun pilihannya, ibu tetaplah ibu. Bukan manusia super tapi selalu ingin yang terbaik untuk keluarganya. Hargailah...
 Sumber : 
https://pinterest.com/pin/583919907908973863/?source_app=android

Jumat, 14 September 2018

ASUS, Pilihan Terbaik untuk Produktif

Beberapa hari yang lalu pak suami mengeluhkan notebook ASUS nya yang sudah tidak kompatibel untuk membantu pekerjaannya di kantor, keyboard dan cursor-nya sudah tidak mumpuni serta baterainya yang sudah rusak sehingga harus dilepas dan dicolokkan ke listrik agar bisa menyala. Wajar saja si notebook ASUS yang mungil ini sudah lima tahun lebih menemani suka duka pekerjaan pak suami di sektor transportasi publik. Ya, kini laptop sudah menjadi barang penting untuk menunjang pekerjaan sehari-hari.


Sumber gambar :  http://pinterest.com/pin/790522540813220810/?source_app=android

Sebagai istri, rasanya saya ingin menghibahkan satu-satunya laptop yang saya punya. Tapi apa daya walau bisa dipakai namun layarnya sudah retak, tentunya akan menyulitkan saat dipakai untuk mengerjakan tugas kantor pak suami yang dituntut serba cepat. Bisa tidak fokus nantinya dan menambah beban pekerjaan saja. Laptop saya usianya juga lebih tua, saya beli saat tahun 2010 dari rezeki kerja di luar pulau dulu. Laptop ini juga sudah menemani selama saya bekerja di Lembaga Sertifikasi dan rekap data Honey Handmade. Alhamdulillah, bersyukur sekali.


Notebook lama pak suami
Sumber gambar : foto pribadi

Akhirnya karena desakan kebutuhan untuk pekerjaan, awal bulan ini pak suami harus menyisihkan sebagian gajinya untuk membeli notebook, walau sebenarnya ingin membeli laptop yang lebih mumpuni kinerjanya dengan performa yang bagus. Pekerjaan pak suami sendiri berkisar pada mengolah data, menampilkan data dengan cepat dan presentasi. Tapi setelah mempertimbangkan anggaran dan keperluan, tak apalah membeli notebook mungil lagi, yang penting semua kebutuhan bisa tercukupi. Teriring doa semoga Allah berikan rezeki laptop suatu saat nanti.


ASUS E203NAH
Sumber gambar : asus.com

Notebook ASUS keluaran terbaru akhirnya kembali menjadi pilihan kami dengan pertimbangan brand yang sudah teruji dan harga yang terjangkau. Dikarenakan padatnya aktivitas pekerjaan pak suami, akhirnya kami memutuskan untuk membeli lewat official online store-nya. Agak deg-degan sih, tapi cukup percaya lah kalau beli di official store. Alhamdulillah, notebook ASUS seri terbaru yang mungil dan ekonomis datang dengan selamat.


Notebook baru pak suami
Sumber gambar : foto pribadi

Sebenarnya ada satu seri laptop ASUS yang cukup menarik perhatian saya saat mencoba searching produk notebook untuk pak suami yaitu ASUS X555.

ASUS X555
Sumber gambar : asus.com

Berikut adalah fitur – fitur kekinian yang dapat ditemui pada ASUS X555 :
1. Daya tahan baterai seharian
ASUS X555 ini memiliki baterai dengan jenis Li-Polimer yang memiliki ketahanan baterai sampai dengan 2.5 kali lebih kuat dibandingkan baterai Li-Ion silinder. Bahkan setelah diisi ulang hingga ratusan kali, baterai ini tetap dapat menyimpan sampai 80% dari original kapasitasnya.

2. Teknologi IceCool
Notebook ASUS memiliki design internal yang unik yang dirancang untuk mengatasi masalah terkait panas yang terjadi pada bagian bawah notebook pada umumnya. Teknologi ASUS IceCool menjaga temperatur notebook diantara 28 derajat sampai 35 derajat, hal ini menunjukkan bahwa panas yang dihasilkan lebih rendah dari temperatur yang dihasilkan oleh tubuh manusia, hal ini membuat Anda dapat mengetik lebih nyaman walaupun dalam waktu yang lama.

3. Home entertainment pribadi ASUS X Series didukung oleh Prosesor  Notebook ASUS X555 didukung oleh Prosesor AMD®Quadcore A10 untuk performa yang halus dan responsif. Performa serta didukung dengan grafis yang bagus dan memory controller di bagian dalam yang canggih, membuat X555 ini ideal digunakan untuk kebutuhan komputerisasi Anda sehari-hari atau menonton film dan video. X555 memudahkan Anda dalam menyelesaikan semua pekerjaan tersebut, memberikan Anda performa multifungsi yang Anda butuhkan untuk bekerja atau bermain dengan satu perangkat.

 
Sumber : asus.com 

4. Informasi lebih lanjut terkait ASUS X555 dapat diilihat melalui link terlampir :

Selain yang tersebut di atas ada beberapa fitur yang cukup penting yaitu :




Sumber : asus.com

Adanya fitur ultra fast data transfer dan extensive connectivity option pastinya sangat menunjang pekerjaan pak suami yang dituntut super cepat. Sebagai blogger pemula saya juga tertarik karena fiturnya mumpuni sekali untuk memenuhi kebutuhan para blogger. Rasanya pas sekali jika punya laptop ASUS X555 ini.

Untuk yang tak selalu bisa meluangkan waktu pergi ke toko offline seperti saya dan pak suami, jangan khawatir karena “ASUS X555 juga dijual di Tokopedia https://www.tokopedia.com/asus?source=universe&st=product “ . Mudah bukan untuk membelinya, tak perlu repot-repot melalui kemacetan di jalan, hemat waktu juga.

Terimakasih ASUS yang selalu menjadi pilihan untuk menemani hari-hari produktif kami.

Sabtu, 08 September 2018

Basic Dress, Sederhana Menuju Syar'i

Alangkah bersyukurnya hidup di jaman sekarang. Allah mudahkan para muslimah untuk bisa bebas berpakaian menutup aurat sesuai dengan ajaran agama Islam atau biasa disebut berpakaian syar'i. Berbeda dengan puluhan tahun silam dimana untuk sekedar berkerudung saja harus sembunyi-sembunyi. Memang setiap jaman punya tantangannya masing-masing.


Sumber gambar :   https://pinterest.com/pin/628533691718036592/?source_app=android

Setelah mengalami perjalanan panjang di tiap jamannya, kini jenis pakaian longgar, panjang, dan menutup aurat sudah lazim bagi masyarakat Indonesia. Didukung pula oleh banyaknya artis yang hijrah dan mendalami agama maka berpakaian syar'i mengalami perkembangan pesat di kalangan masyarakat muslim, khususnya muslimah. Tentunya hal ini memberikan dampak yang positif.

Seiring dengan tingginya minat masyarakat muslim untuk berpakaian syar'i, maka semakin banyak pula produsen dan brand pakaian syar'i bermunculan. Tak bisa dipungkiri beragam modelpun mudah ditemui dari yang sederhana hingga yang mewah, dari harga ratusan hingga jutaan rupiah. Semua sah-sah saja karena tiap produsen/brand punya perhitungan harga masing-masing dan konsumen juga punya kebutuhan serta kemampuan daya belinya masing-masing. Yang harus diperhatikan adalah ingatkah kita bahwa salah satu kriteria berpakaian dalam Islam adalah "sederhanakan pakaianmu".

Bagi saya pribadi, sederhana bisa dilihat dari sudut pandang tujuan, harga dan model, yaitu :
1. Tujuan dalam hal ini adalah tujuan dari membeli, apakah karena kebutuhan atau sekedar keinginan mengikuti trend? Bagi saya sederhana berarti membeli karena kebutuhan.

2. Harga, apakah pakaian syar'i yang dibeli sesuai dengan anggaran keuangan kita. Jangan sampai karena membeli pakaian syar'i dengan harga selangit, kebutuhan pokok jadi terabaikan.

3. Model, hal ini tidak sama untuk masing-masing orang, tergantung selera dan kepribadiannya. Saya sendiri lebih suka yang sederhana, tidak ribet dan nyaman di badan.

Berdasarkan pengalaman pribadi setelah merasakan hamil dan punya anak, saya jatuh cinta dengan basic dress. Kenapa? Karena basic dress ini bisa dipakai dari jaman belum menikah, hamil, hingga punya anak. Long last model banget kan dan tentunya tidak bertentangan dengan kriteria syar'i karena modelnya yang longgar di badan. Menurut saya inilah letak kesederhanaan basic dress.


Contoh basic dress
Sumber gambar :   https://pinterest.com/pin/780319072911102851/?source_app=android

Basic dress sendiri biasanya memiliki kancing atau Zipper di bagian depan sehingga memudahkan untuk menyusui. Antara dada dan perut ada sambungannya dan dibuat rempel atau kerut sehingga longgar dan muat dipakai saat hamil. Basic dress dengan kain yang sifatnya jatuh memberikan kesan tinggi bagi pemakainya. Untuk saya yang berbadan kurus rasa-rasanya menjadi tampak berisi. Untuk yang gemuk pun tak memberikan kesan gemuk. Bagian bawah yang lebar tapi tak selebar model payung memudahkan untuk beraktivitas dan bergerak serta aman untuk berkendara.

Basic dress bisa dipakai untuk acara formal maupun informal. Untuk acara formal tinggal tambahkan outer atau cape dan jilbab yang sesuai, maka akan terkesan elegan. Untuk acara informal atau santai juga nyaman, berasa pakai daster. Bagi saya ini praktis sekali. Satu model bisa dipakai untuk beragam acara dan keperluan. Berikut contoh sketsa buatan saya untuk basic dress dengan outer.


Sketsa basic dress dipadupadankan dengan outer
Sumber gambar : koleksi pribadi

Begitu nyamannya basic dress ini menyebabkan setiap produsen/brand pakaian syar'i juga mengeluarkan produk basic dress nya masing-masing. Tentunya tidak sama antara produsen/brand yang satu dengan yang lain, pasti ada perbedaannya entah dari segi kain maupun jahitan.

Nah ada yang membuat saya penasaran, yaitu brand baru di dunia pakaian syar'i yang akan launching beberapa hari lagi, Ava.lable namanya. Baru bisa intip-intip dari akun Instagramnya. Menarik karena mengusung tema simply and gorgeus. Ini sedikit bocorannya, saya screenshoot dari postingan Instagramnya.


Sumber gambar : instagram @ava.lable



Sumber gambar : Instagram @ava.lable


Menarik bukan? Apalagi ada keterangan wudhu friendly, nursing friendly, invisible pocket, dan bahan kainnya juga jenis yang adem. Cocok sekali untuk ibu-ibu yang anaknya aktif maupun muslimah yang padat kegiatan.  Jadi yuk follow Instagram Ava.lable dan atur pengingatnya supaya tidak ketinggalan launching produknya.

Dengan semakin tingginya minat masyarakat muslim untuk berpakaian syar'i dan semakin banyaknya produsen/ brand pakaian syar'i membuat kita bersyukur atas nikmat Allah ini. Semoga selanjutnya akan memudahkan #journeytosyari yang sesungguhnya. Tak hanya dari segi berpakaian tapi juga hati, jiwa, dan pemahaman tentang Islam secara menyeluruh bisa terwujud.

Rabu, 05 September 2018

Apakah Seorang Ibu Perlu Menulis?

Tulisan ini terinspirasi dari materi pertama kelas menulis online Nulisyuk batch 12 yang diselenggarakan oleh komunitas Nulisyuk . Salah satu pertanyaan yang dilontarkan oleh pemateri adalah "Kenapa seorang ibu sebaiknya menulis?". Beragam jawaban pun muncul dari para peserta.


Sumber gambar : 
http://pinterest.com/pin/417638565426954557/?source_app=android

Menulis merupakan hal yang terkesan berat saat masih di bangku sekolah  karena harus sesuai dengan SPOK, ada minimal jumlah kata, urutan paragraf, pokok pikiran dan sebagainya agar mendapat nilai bagus.

Kini, menulis memiliki beragam makna, definisi, dan tingkatan. Tergantung dari sudut pandang, kebutuhan, tujuan dan kondisi penulis. Mari menilik sebentar arti kata menulis versi KBBI.


Sumber : https://kbbi.web.id/tulis.html

Saat ini media untuk menulis lebih beragam, tidak hanya di kertas tapi di media sosial dan pembacanya pun tak terbatas. Tingkatan menulis yang paling sederhana, paling mudah dan bisa dilakukan kapan saja adalah menulis status di media sosial. Tujuannya antara lain sekedar mengabarkan aktivitas, berbagi kegiatan yang diikuti, atau sekedar mengeluarkan uneg-uneg. Lebih tinggi lagi adalah menulis untuk sharing pengalaman, menulis di blog, sampai menulis buku yang bisa menghasilkan pendapatan. Gagasan dan pendapat pun juga bisa disampaikan lewat tulisan. Ada sesuatu yang dibagi dari menulis hal positif yang bermanfaat bagi pembaca sehingga memunculkan kebahagiaan tersendiri bagi penulis.

Menulis dilihat dari sudut pandang seorang ibu.

Berbicara tentang seorang ibu, ada beberapa kategori yaitu Working Mom, Stay at Home Mom, dan Working From Home Mom. Semua sama perannya sebagai ibu, hanya kondisi dan tantangannya yang berbeda. Semuanya juga sama-sama butuh aktualisasi diri.

Nah, seberapa penting aktualisasi diri bagi seorang ibu? Mari kita lihat makna aktualisasi diri.



Orang yang telah mencapai aktualisasi diri mampu membangun dan menjaga hubungan lebih  baik serta memiliki empati lebih besar. Ketika seorang perempuan merasa bahagia karena mencapai aktualisasi diri, otomatis kebahagiaan itu juga akan menyebar ke orang-orang terdekat. Lebih lengkapnya bisa baca disini.

Pemenuhan kebutuhan aktualisasi diri bisa beragam caranya tergantung masing-masing pribadi. Menulis bisa menjadi salah satunya. Seorang ibu yang mampu menulis hingga terpenuhi kebutuhan aktualisasi dirinya akan merasa bahagia dan jiwanya dipenuhi  oleh cinta. Energi itulah yang diperlukan seorang ibu untuk menjalani hari-harinya dengan banyak peran yang diemban. Uniknya, tulisan seorang ibu itu biasanya penuh makna dan bermanfaat bagi ibu-ibu lainnya (tentunya untuk tulisan yang positif ya). Sebagai contoh adalah tentang perkembangan buah hati, tips mendidik anak, menu MPASI, dan banyak pengalaman lain yang mereka bagi di media sosial.

Sebenarnya alasan awal saya mencoba menulis adalah karena saya belum bisa berkarya kembali sebagai crafter. Bagi saya pribadi, menulis adalah cara paling sederhana untuk berkarya, sesederhana apapun tulisan itu. Menulis bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja. 


Sumber :  http://pinterest.com/pin/AVanD6qsREBkNPO7dyZlzFPO6sY3CjfzRXjBZ_7to1-g0dFrgLUAXLQ/?source_app=android

Dari menulis saya banyak belajar bahwa menulis adalah sebuah proses pembelajaran tiada henti. Bagaimana mengolah informasi yang diterima dan peristiwa yang  dialami hingga bisa terasa manfaatnya dan layak dibagi. Tak mudah tapi layak dicoba. Menulis juga merupakan salah satu cara untuk menjaga agar pikiran tetap hidup, menambah wawasan dan pengetahuan karena otomatis tertuntut untuk mencari tahu serta membaca apa saja dan darimana saja baik berupa buku, artikel, kejadian, maupun lingkungan. Lebih jauh, menulis bisa menjadi self healing atau terapi penyembuhan diri (bisa baca disini).


Sumber :  http://pinterest.com/pin/403353710352871038/?source_app=android

Ternyata seru ya belajar menulis. Hal yang paling terasa adalah bahagia. Bahagia bisa menyalurkan pikiran, bahagia ketika ada timbal balik dari pembaca, dan bahagia ketika tulisan itu bermanfaat bagi banyak orang.

Mengikuti kelas menulis online banyak sekali manfaatnya. Yaitu bisa bertemu dengan ibu-ibu yang punya semangat berkarya lewat tulisan, bertemu dengan penulis yang sudah berpengalaman dan membuka pintu untuk bertemu dengan banyak karya bermanfaat yang sudah mereka tuliskan. Saya merasa bukan apa-apa, tapi dari situlah saya bisa belajar banyak dan terlecut semangatnya untuk belajar menulis.



Rutin Mencatat Pengeluaran yuk

Dalam pengelolaan keuangan ada hal paling sederhan tapi kadang tidak dilakukan karena tidak sempat atau terlalu ribet atau malas yaitu menc...