Tulisan ini terinspirasi dari materi pertama kelas menulis online Nulisyuk batch 12 yang diselenggarakan oleh komunitas Nulisyuk . Salah satu pertanyaan yang dilontarkan oleh pemateri adalah "Kenapa seorang ibu sebaiknya menulis?". Beragam jawaban pun muncul dari para peserta.
Sumber gambar :
http://pinterest.com/pin/417638565426954557/?source_app=android
Menulis merupakan hal yang terkesan berat saat masih di bangku sekolah karena harus sesuai dengan SPOK, ada minimal jumlah kata, urutan paragraf, pokok pikiran dan sebagainya agar mendapat nilai bagus.
Kini, menulis memiliki beragam makna, definisi, dan tingkatan. Tergantung dari sudut pandang, kebutuhan, tujuan dan kondisi penulis. Mari menilik sebentar arti kata menulis versi KBBI.
Sumber : https://kbbi.web.id/tulis.html
Saat ini media untuk menulis lebih beragam, tidak hanya di kertas tapi di media sosial dan pembacanya pun tak terbatas. Tingkatan menulis yang paling sederhana, paling mudah dan bisa dilakukan kapan saja adalah menulis status di media sosial. Tujuannya antara lain sekedar mengabarkan aktivitas, berbagi kegiatan yang diikuti, atau sekedar mengeluarkan uneg-uneg. Lebih tinggi lagi adalah menulis untuk sharing pengalaman, menulis di blog, sampai menulis buku yang bisa menghasilkan pendapatan. Gagasan dan pendapat pun juga bisa disampaikan lewat tulisan. Ada sesuatu yang dibagi dari menulis hal positif yang bermanfaat bagi pembaca sehingga memunculkan kebahagiaan tersendiri bagi penulis.
Menulis dilihat dari sudut pandang seorang ibu.
Berbicara tentang seorang ibu, ada beberapa kategori yaitu Working Mom, Stay at Home Mom, dan Working From Home Mom. Semua sama perannya sebagai ibu, hanya kondisi dan tantangannya yang berbeda. Semuanya juga sama-sama butuh aktualisasi diri.
Nah, seberapa penting aktualisasi diri bagi seorang ibu? Mari kita lihat makna aktualisasi diri.
Orang yang telah mencapai aktualisasi diri mampu membangun dan menjaga hubungan lebih baik serta memiliki empati lebih besar. Ketika seorang perempuan merasa bahagia karena mencapai aktualisasi diri, otomatis kebahagiaan itu juga akan menyebar ke orang-orang terdekat. Lebih lengkapnya bisa baca disini.
Pemenuhan kebutuhan aktualisasi diri bisa beragam caranya tergantung masing-masing pribadi. Menulis bisa menjadi salah satunya. Seorang ibu yang mampu menulis hingga terpenuhi kebutuhan aktualisasi dirinya akan merasa bahagia dan jiwanya dipenuhi oleh cinta. Energi itulah yang diperlukan seorang ibu untuk menjalani hari-harinya dengan banyak peran yang diemban. Uniknya, tulisan seorang ibu itu biasanya penuh makna dan bermanfaat bagi ibu-ibu lainnya (tentunya untuk tulisan yang positif ya). Sebagai contoh adalah tentang perkembangan buah hati, tips mendidik anak, menu MPASI, dan banyak pengalaman lain yang mereka bagi di media sosial.
Sebenarnya alasan awal saya mencoba menulis adalah karena saya belum bisa berkarya kembali sebagai crafter. Bagi saya pribadi, menulis adalah cara paling sederhana untuk berkarya, sesederhana apapun tulisan itu. Menulis bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja.
Sumber : http://pinterest.com/pin/AVanD6qsREBkNPO7dyZlzFPO6sY3CjfzRXjBZ_7to1-g0dFrgLUAXLQ/?source_app=android
Dari menulis saya banyak belajar bahwa menulis adalah sebuah proses pembelajaran tiada henti. Bagaimana mengolah informasi yang diterima dan peristiwa yang dialami hingga bisa terasa manfaatnya dan layak dibagi. Tak mudah tapi layak dicoba. Menulis juga merupakan salah satu cara untuk menjaga agar pikiran tetap hidup, menambah wawasan dan pengetahuan karena otomatis tertuntut untuk mencari tahu serta membaca apa saja dan darimana saja baik berupa buku, artikel, kejadian, maupun lingkungan. Lebih jauh, menulis bisa menjadi self healing atau terapi penyembuhan diri (bisa baca disini).
Sumber : http://pinterest.com/pin/403353710352871038/?source_app=android
Ternyata seru ya belajar menulis. Hal yang paling terasa adalah bahagia. Bahagia bisa menyalurkan pikiran, bahagia ketika ada timbal balik dari pembaca, dan bahagia ketika tulisan itu bermanfaat bagi banyak orang.
Mengikuti kelas menulis online banyak sekali manfaatnya. Yaitu bisa bertemu dengan ibu-ibu yang punya semangat berkarya lewat tulisan, bertemu dengan penulis yang sudah berpengalaman dan membuka pintu untuk bertemu dengan banyak karya bermanfaat yang sudah mereka tuliskan. Saya merasa bukan apa-apa, tapi dari situlah saya bisa belajar banyak dan terlecut semangatnya untuk belajar menulis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar