Jumat, 30 Agustus 2019

Learning from Weaning

Menyapih adalah satu hal yang rasa deg-degan nya tak kalah dengan tahapan perkembangan anak sebelum-sebelumnya. Bahkan ada tambahan rasa "semedot" kalau orang Jawa bilang.

Sumber gambar : pinterest

Jujur saya kurang siap ilmu dalam hal ini. Padahal sudah berseliweran info tentang "weaning with love" atau menyapih dengan cinta, tapi cuma saya baca dengan kepahaman yang kurang. Sounding ke anak pun kurang gencar saya lakukan dan kurang jauh-jauh hari juga. Alasannya manusiawi sekali... "tar aja deh kalo dah 2 tahun". Dan yang terjadi adalah kelabakan pas usianya mepet 2 tahun.

Seperti kebiasaan saya sebelumnya, bertanya kesana sini saya lakukan mulai dari bagaimana rasanya menyapih sampai tips dan trik jitunya agar sukses. Berbagai jawaban berdasarkan pengalaman pun saya peroleh mulai dari yang pakai cara dioles-oles puting nya sampai cara paling "love" yaitu ngikutin maunya si anak tanpa target usia.

Akhirnya saya memulainya. Waktu itu target usia 2 tahun harus lulus sapih  mendominasi isi kepala saya. Kebetulan masih mudik di tempat simbahnya anak, jadi saya pikir banyak bala bantuan jika si anak rewel minta gendong. Puting di oles pun saya coba, hasilnya selain anak jadi kecewa, nangis dan marah ke saya, saya pun ikutan nangis. Rupanya bukan begini caranya. Alhamdulillah si anak bukan tipe yang traumatis, jadi langsung mau nenen lagi. Simbahnya juga nyuruh pelan-pelan saja nyapihnya. Oke saya jadi lebih selo.

Sekembalinya kami ke perantauan, saya mengingat kembali pengalaman teman-teman saya tentang menyapih ini. Beberapa poin positif saya dapat diantaranya : 

  • Fleksibel dalam hal waktu namun harus ada target. Kalau bisa pas 2 tahun alhamdulillah, kalaupun tidak ya lebih sedikit boleh tapi jangan terlalu lama lebihnya.
  • Jujur, tidak perlu mengoles-oles puting karena itu termasuk membohongi anak...efeknya tentu tidak baik.
  • Yang paling bikin berkaca-kaca adalah nasehat dari sahabat saya "jadikan momen menyusui menjadi kenangan yang indah bagi si anak". Berawal dengan cinta, berpisah pula dengan cinta. Ciptakan momen menyapih dengan indah dan penuh rasa bahagia.

Sumber gambar : @virgola


Sounding ke anak terus saya lakukan. Selain itu juga tidak memberi nenen kecuali sebelum tidur. Hingga sampailah pada waktunya, dukungan suami sudah penuh tentang menyapih ini. Bersyukur saya....karena kesiapan dan keikhlasan suami adalah kunci utama dalam proses menyapih. Sumber semangat saya.

Caranya bagaimana? Kami sepakat tidak memberi nenen ke anak sebelum tidur siang. Nangis luar biasa sudah pasti. Dan kami diamkan saja karena kami paham, si anak tidak akan luluh dengan rayuan dan gendongan. Akhirnya si anak pun tertidur sendiri. Begitu seterusnya saat tidur malam dan hari-hari berikutnya. Kurang lebih dua hari si anak nangis luar biasa, selebihnya adalah adaptasi. Disinilah ketegaan dan kesabaran sangat dibutuhkan. Sebagai ibu harus kuat lihat anaknya menangis dan tidak boleh luluh dengan tangisan. Dalam kondisi ini dukungan suami amat sangat berarti.

Sumber gambar : @virgola


Alhamdulillah, akhirnya saya, suami dan si anak bisa melewati tahap menyapih ini yang semoga termasuk "weaning with love". Terhitung umur 2 tahun lebih 1 bulan. Trenyuh rasanya. Apalagi teringat perjuangan awal kami menyusui (bisa lihat disini), perjuangan pumping karena si anak tidak langsung bisa direct breastfeeding. Rasanya hanya bersyukur atas nikmat Allah ini.

Beberapa catatan saya dapat dari proses menyapih ini yaitu :

  1. Benar adanya bahwa jangan ter mindset jika direct breastfeeding adalah cara untuk menidurkan si kecil. Ini menjadi tantangan terberat saat proses menyapih.
  2. Menyapih butuh kesiapan, keikhlasan, ketegasan, ketegaan, kekuatan fisik, kekuatan mental dan kerjasama dari si ayah dan si ibu.
  3. Sounding ke anak harus dilakukan jauh-jauh hari sebelum umur 2 tahun agar anak siap saat waktunya tiba.
  4. Sounding nya harus jujur, tidak perlu membohongi anak. Katakan saja bahwa perintah Allah menyusui hanya sampai 2 tahun.
  5. Saat proses menyapih, siapkan aktivitas yang menarik agar dia tidak ingat nenen dan siapkan aktivitas yang menguras tenaga si anak agar tidurnya nyenyak. Juga siapkan camilan kesukaannya.
  6. Pahami karakter dan kondisi anak agar saat si anak rewel karena tidak nenen bisa teratasi dengan tepat.
  7. Proses menyapih yang butuh ketegaan ini mungkin selanjutnya akan berguna jika si anak tantrum. Maksudnya si ibu jadi lebih kuat menghadapi tangisan tantrum si anak.
  8. Yang terpenting serahkan hasilnya pada Allah.


Pada akhirnya, ketergantungan si anak pada si ibu berkurang satu lagi...rasanya sungguh campur aduk.

Satu pelajaran hidup lagi bahwa perpisahan itu ada bahkan dengan yang kita suka tapi tak selalu buruk apalagi jika itu karena Nya. Kita pasti bisa menciptakan kenangan yang indah untuk di syukuri dan melangkah ke tahapan hidup berikutnya dengan bahagia.

Minggu, 26 Mei 2019

Sensatia Botanicals Aloe Vera Botanical Gel

Kali ini saya ingin menulis tentang first impression produk Aloe vera Gel. Jujur saya telat paham dan masih berusaha memahami tentang pentingnya skincare. Terutama setelah baca Instagram milik dr. Mita dan mbak Kinan. Dan rupanya saya ketinggalan banyak dan jauh.

Setelah sering mengalami sunburn (walau memang warna kulit saya cenderung gelap), akhirnya saya searching juga tentang bagaimana cara mengatasinya. Dan hasilnya adalah Aloe vera atau lidah buaya bisa mendinginkan kulit yang terpapar sinar matahari. Selanjutnya adalah mencari produknya. Rupanya produk Aloe vera Gel sangat banyak dan menarik hati terutama brand dari Korea. Namun pada akhirnya saya menjatuhkan pilihan pada produk lokal yaitu Aloe vera Botanical Gel dari Sensatia Botanicals.



Alasannya adalah karena setelah saya hamil dan menyusui saya jadi lebih selektif dalam memilih produk skin care yaitu menitikberatkan pada kehalalan dan minim bahan kimia. Jadi saya cenderung ke produk yang alami.



Setelah menimbang-nimbang akhirnya belilah Sensatia Botanicals Aloe Vera Botanical Gel di Sociolla (karena free ongkir dan pasti original).

Kesan pertama untuk Sociolla adalah packingan nya bagus, pakai kardus dan bubble wrap di produknya.


Kesan untuk Sensatia Botanicals :
1.  Desain dan warna kemasannya bagus.
2. Excited banget karena logo halal dan kode POM nya terpampang jelas serta tanggal expired nya juga tertulis jelas di tube nya.

 

3. Teksturnya agak cair karena water based mungkin ya
4. Setelah dipakai di wajah rasanya adem dan cepat menyerap


First impression is...😍😍😍😍😍
Semoga cocok di saya.

Kamis, 07 Februari 2019

Sekedar Pembuka

Tulisan pertama di tahun 2019. Entah kenapa rasanya tidak ada ide dan keinginan untuk menulis. Bukan karena apa-apa, hanya saja banyak yang berputar di pikiran saya. Semacam apa ya...hmm....bingung mau nulisnya.

Aah mungkin saya sedang banyak kurangnya, kurang membaca, kurang percaya diri, kurang rajin...atau justru saya sedang berada pada titik tak perlu keluar untuk menulis, saya cukup bahagia dengan kehidupan nyata? Wah wah kalau memang yang terakhir alangkah senangnya saya, sudah cukup hidup di satu dunia wkwkw.

Tapi jika flash back ke postingan atau tulisan saya sebelumnya, malu juga. Kemana konsistensi saya yang katanya mau rajin ngeblog, mau berbagi sesuatu yang *mungkin bermanfaat?

Jawaban tetap ada, saya hanya manusia yang hatinya mudah terbolak-balik hehehe...

Semoga lah apa-apa yang berputar di pikiran saya segera menemukan muara jawabannya.

Sumber gambar : 
https://pinterest.com/pin/525584219009488189/?source_app=android

Sekian. ^^

Rutin Mencatat Pengeluaran yuk

Dalam pengelolaan keuangan ada hal paling sederhan tapi kadang tidak dilakukan karena tidak sempat atau terlalu ribet atau malas yaitu menc...