Jumat, 09 November 2018

TCASH, Hadirmu Wujudkan Mimpiku untuk Bapak Ibu

Masih teringat kala itu mungkin dua atau tiga tahun yang lalu saat saya harus ikut suami merantau. Sedih iya, bahagia iya. Yang pasti ibu selalu mengharu biru. Ah tak apa, toh jaman sekarang banyak cara untuk menawar rasa rindu. Kami bisa berbincang lewat telfon setiap hari. Saat itu masih bisalah saya membelikan pulsa telfon dari jarak jauh untuk mereka.

Setelah saya melahirkan dan harus ikut ke rantau lagi saya terpikir untuk mengajari bapak memakai smartphone agar kelak bisa ber video call dengan cucunya. Tak mudah memang, harus pelan-pelan dan diulang-ulang. Alhamdulillah bapak bisa.

Selanjutnya masalah muncul, bagaimana saya bisa membelikan pulsa data? Sementara bapak pasti bingung kalau harus memaketkan saldo pulsanya ke paket data. Sungguh saat itu saya berharap ada operator yang bisa memfasilitasi pembelian data untuk nomor lain. Tapi ternyata nihil, tidak ada yang bisa. Baiklah, kalau begitu harus pakai cara lain yaitu membeli data ke counter pulsa dengan cara ganti kartu SIM setiap data habis. Untuk hal ini saya juga harus menjelaskan sejelas-jelasnya kepada bapak. Alhamdulillah beliau paham.

Namun tak selang lama cara itu tak bisa dipakai lagi karena ada peraturan untuk registrasi nomor kartu SIM, jadi tidak mungkin untuk gonta-ganti kartu SIM. Cara terakhir adalah minta bantuan sepupu, walau ini tak bisa diandalkan setiap waktu.

Sumber gambar :
 https://pinterest.com/pin/369576713165160224/?source_app=android

Sampai pada akhirnya muncullah aplikasi TCASH. Rasanya seperti menemukan oase, bersyukur sekali. Alhamdulillah mimpiku terkabul. Saya pun langsung download aplikasi TCASH dan menggunakannya untuk membelikan pulsa telpon dan pulsa data untuk bapak. Terimakasih banyak TCASH. Hadirmu memberikan banyak solusi dan manfaat.

 


Awalnya saya download aplikasi TCASH hanya untuk membeli pulsa dan data. Namun tak disangka disuatu malam alarm listrik rumah berbunyi. Ya pulsa token listriknya habis ternyata. Seperti biasa saya beli dengan M-banking, tak disangka lagi ternyata sistem sedang error. Gantian suami yang mencoba dan hasilnya sama juga. Akhirnya saya teringat dengan TCASH yang juga memiliki layanan untuk isi pulsa listrik. Alhamdulillah bisa. Ah terimakasih TCASH.



Rupanya banyak juga merchant-merchant yang didukung oleh aplikasi TCASH ini. Namun saya belum sempat mencobanya. Menarik dan mungkin bisa saya coba kapan-kapan.

Akhirnya sayapun rutin mengisi saldo TCASH tiap bulannya. Selain untuk beli pulsa dan data juga untuk berjaga-jaga jika ada kebutuhan lainnya.

#PakeTCASH #BuatKamu terutama saya tujukan untuk bapak dan ibu di Jogja supaya kami bisa selalu berkomunikasi secara rutin. Karena bagi saya, bapak dan ibu adalah sosok yang paling luar biasa dan inspiratif di hidup saya. Tanpa mereka saya bukan apa-apa. Dari mereka saya belajar banyak hal tentang kehidupan. Dari mereka saya belajar tentang makna silaturahim. Dan kini ketika kami dijauhkan oleh jarak, saya sebagai anak harus bisa mewujudkan makna silaturahim yang telah mereka ajarkan di kehidupan nyata. Diantaranya memberi kabar dan menanyakan kabar mereka sesering mungkin lewat telfon, berkirim foto dan ber video call. Mendengar suara dan melihat wajah sumringah serta senyuman bapak ibu saat video call dengan cucunya rasanya bahagia tak terhingga. Haru bahagia lebih tepatnya. Melihat mereka sehat dan beraktivitas seperti biasa rasanya tenang hati ini.

Jarak tetaplah jarak dengan satuan kilometer. Tapi kini ratusan kilometer itu dapat tertempuh dalam hitungan detik dengan komunikasi melalui smartphone dan aplikasi yang mendukung untuk memberikan yang terbaik bagi orang tercinta sebagai wujud bakti saya kepada mereka. Kini jarak tak pernah memisahkan hati.

Kamis, 01 November 2018

Berkenalan dengan Mom Shaming Yuk

Mom shaming adalah perilaku mengkritik gaya parenting ibu lain dengan terbuka, karena gaya itu berbeda dengan yang kita percayai / biasa lakukan. Akibatnya? Ibu lain akan merasa dipermalukan dan merasa buruk dengan pilihannya sendiri.



Rasanya saya pernah menjadi korban Mom Shaming ini, terutama setelah lahiran. Tapi alhamdullilah tak berlarut lama. Kalau kelamaan konon katanya bisa bikin down dan hilang percaya diri. Memang benar begitu lho.



Siapa pelaku Mom Shaming?
Bisa siapa saja termasuk sesama ibu-ibu, keluarga dan orang terdekat. Menurut saya paling berat menghadapinya kalau pelakunya adalah keluarga dan orang terdekat.


Bagaimana agar tidak menjadi korban Mom Shaming ini?
Yang pasti siapkan benteng pertahanan diri, kuatkan keimanan dan mental, lapangkan hati dan jiwa. Kalau dirasa kondisi diri kita sedang tidak bisa menerima perkataan orang lain ya siapkan telinga yang tebal, jangan masukkan perkataan orang lain ke dalam pikiran dan hati. Seandainya kondisi diri kita sedang stabil maka jangan diterima mentah-mentah perkataan orang lain. Pintar-pintar menyaring mana yang bisa dipakai, mana yang harus dibuang.


Kalau sudah menjadi korban Mom Shaming bagaimana?
Jawabannya adalah jangan larut terlalu lama. Nah, supaya efeknya tidak berlarut lama, pertama terima dulu, lalu fahami kondisi pelaku Mom Shaming dengan segala kemungkinannya, selanjutnya saring perkataannya, lepaskan yang tidak perlu dan jangan ada pikiran untuk membalasnya, maafkan dia. 

Kembalikan dan kuatkan diri bahwa kita diberi amanah seorang anak, pasti kita bisa jadi orang tua terbaik untuk anak kita walaupun tak sempurna dan tak sesempurna orang lain. Karena pola asuh dan perkembangan anak itu berbeda-beda, tidak ada istilah "one size fits all". Yakin bahwa ibulah yang paling mengenal anaknya sendiri. Parenting bisa dipelajari, namun tidak untuk diduplikasi.




Terakhir yang tak kalah pentingnya adalah kita bisa jadi pelaku Mom Shaming juga lho. Padahal kita tak berniat begitu dan sering tak menyadarinya. Waah...maafkan saya jika pernah menyinggung hati ibu-ibu sekalian ya. Sungguh tak ada maksud begitu.

Supaya tidak menjadi pelaku Mom Shaming rasanya perlu introspeksi diri. Sebelum berbicara ke orang lain, coba koreksi apa yang akan kita katakan, ditujukan untuk siapakah, apakah bermanfaat, akankah menyinggung perasaan. Lihat juga kondisi lawan bicara kita, siapkah dia. Terpenting adalah perhatikan cara penyampaian serta susunan kalimat yang akan kita digunakan.



Kurang lebih itulah yang bisa saya ambil dari Kulwap Momistudy yang diadakan oleh Momikologi bulan Oktober kemarin. Dengan narasumber Mom Ega Asnatasia Maharani, M.Psi., Psikolog dengan tema Mom Shaming, "Ketika Pilihan Pribadi Tak di hargai".

Untuk lebih lengkapnya tentang seluk beluk Mom Shaming ini bisa langsung ke blog nya Momikologi atau follow Instagram nya ya.

Rutin Mencatat Pengeluaran yuk

Dalam pengelolaan keuangan ada hal paling sederhan tapi kadang tidak dilakukan karena tidak sempat atau terlalu ribet atau malas yaitu menc...