Sabtu, 28 Juli 2018

Naik Kereta Api Bersama si Kecil

Semenjak Mufa lahir, saya mulai mencari info tentang tips maupun pengalaman naik kereta api bersama bayi. Alasannya karena saya dan suami selalu menggunakan kereta api untuk perjalanan dari Jakarta ke Jogja maupun sebaliknya.

Kali ini saya coba menuliskan disini tentang sedikit pengalaman saya naik kereta api bersama Mufa. Kenapa sedikit? Karena baru tiga kali Mufa naik kereta api hehehe...semoga cukup sebagai wacana ya.

Sumber gambar:  Instagram @keretaapikita

Kereta api sudah menjelma menjadi moda transportasi yang nyaman dan aman saat ini. Sistem ticketing, boarding pass, suasana di dalam stasiun yang semakin nyaman dan aman, fasilitas yang semakin lengkap, juga gerbong kereta yang bersih dan ber AC menjadi daya tarik tersendiri.

Mufa pertama kali naik kereta api saat usia 7 bulan sekalian "boyongan" dari Jogja ke Bekasi setelah dia lahir. Saat itu tidak hanya kami bertiga tapi simbah Kakung dan simbah Putri nya Mufa juga ikut serta mengantar. Kami memilih perjalanan siang hari menggunakan kereta api kelas bisnis. Jarak rumah Jogja ke stasiun Tugu hanya 15 menit, jadi tak perlu menunggu lama sampai kereta api berangkat. Alhamdulillah tidak ada kendala yang berarti selama kurang lebih 8 jam perjalanan di kereta. Mufa masih bisa bobok dengan cara dipangku bergantian. Untuk MPASI nya saya siapkan menu buatan sendiri seperti biasa dari rumah, perkiraan saya bisalah untuk makan pagi dan siang. Selain itu saya bawa pisang dan biskuit. Saya tidak bawa bubur instan. Perjalanan naik kereta api bersama Mufa di usianya yang ke 7 bulan bisa dibilang lancar, aman dan nyaman. Hal ini juga dikarenakan banyak temannya, jadi bisa gantian momong...hehehe.

Perjalanan kereta api Mufa yang kedua adalah saat mudik lebaran kemarin yaitu saat usianya 11 bulan. Kali ini kami hanya bertiga, saya, Mufa dan ayahnya. Rencananya kami ingin naik kereta api kelas eksekutif, tapi sudah tidak kebagian, alhamdulillah nya kami masih memperoleh tiket mudik walaupun kelas ekonomi. Perjalanan dari Bekasi ke Jakarta lancar, namun kami terlalu lama menunggu di stasiun Pasar Senen yang mana saat itu ramai sekali karena arus mudik. Mufa terlihat tidak nyaman dengan kondisi tersebut. Selama di dalam kereta api Mufa sangat aktif, dia sudah bisa menikmati suasana dan berceloteh ria. Tetapi bisa dibilang dia tidak bisa tidur, begitu pula kami orang tuanya. Menidurkannya dengan cara dipangku sangat tidak nyaman karena sempit, sedangkan menidurkan nya di kursi juga tidak mungkin. Untuk MPASI nya saya sudah siapkan dari rumah, juga membawa berbagai macam cemilan. Perjalanan dengan kereta api kali ini terasa sekali capeknya.  Untungnya siang hari, jadi malamnya kami bisa istirahat.

Perjalanan kereta api Mufa yang ketiga adalah saat kembali ke Bekasi di usianya yang ke 12 bulan. Kali ini bersama simbah Kakung dan simbah Putrinya karena ayahnya sudah lebih dulu ke Bekasi. Kami naik kereta api kelas eksekutif dengan perjalanan siang hari. Alhamdulillah, kali ini terbilang nyaman. Walau Mufa sangat aktif, dia bisa bobok dengan nyenyak dan lama. Kami bisa menidurkannya di kursi. Seperti sebelumnya, saya sudah siapkan bekal MPASI nya. Yang membuat saya harus berjaga-jaga adalah perjalanan dari stasiun Gambir ke Bekasi, tapi alhamdulillah diberi kelancaran.

Dari tiga kali naik kereta api bersama Mufa, ada beberapa hal yang menjadi catatan saya dan perlu diperhatikan,  antara lain :

1. Syarat dan ketentuan naik kereta api
Alangkah baiknya jika di baca sebelum melakukan perjalanan dengan kereta api, karena saat ini PT.KAI selalu mengupgrade diri. Terkait dengan ketentuan tempat duduk, barang bawaan, bagasi, dst termasuk apakah boleh membawa stroller..bisa dibaca di sini. Atau bisa ditanyakan ke customer service nya. Kalau saya biasa tanya lewat Twitter.

2. Usia si kecil
Ini terkait dengan tempat duduk karena untuk bayi (usia kurang dari 3 tahun) tidak mendapatkan tempat duduk sendiri, jadi poin nomor 3 harus disiapkan. Tapi jika ingin menambah tempat duduk juga bisa dengan tarif dewasa, begitu info yang saya dapat dari instagram @keretaapikita.

Sumber gambar : Instagram @keretaapikita

3. Kondisi fisik si kecil dan orang tua
Hal ini paling utama terutama untuk si kecil yang sudah aktif, perlu dipersiapkan kondisi fisik yang prima. Selain itu jika si kecil belum mendapat tempat duduk, orang tua harus siap memangkunya.

4. Jarak dan lama perjalanan
Bayi biasanya rentan bosan dan capek, jadi perlu diperhitungkan tentang lama perjalanan dari rumah ke stasiun dan sebaliknya juga berapa lama perjalanan dengan kereta api sampai kota tujuan,  sehingga bisa disiapkan apa saja yang bisa mengurangi kebosanan si kecil.

5. Pemilihan kelas kereta api, waktu perjalanan dan pemilihan tempat duduk
Poin ini erat kaitannya dengan kenyamanan. Beli tiket jauh-jauh hari sangat disarankan dan kalau ada rezeki alangkah baiknya memilih kelas eksekutif yang luas tempat duduknya. Pilih tempat duduk yang berdekatan dan jauh dari toilet. Nah untuk waktu perjalanan, kalau hanya sekedar liburan bisa pilih tanggal yang tepat, namun jika lebaran...mau tidak mau harus berjubel dengan banyak orang sehingga perlu kesiapan ekstra.

6. Perlengkapan bayi yang harus dibawa
Ini sangat penting, siapkan satu diaper bag diluar (mudah ditenteng dan dibuka setiap saat) yang berisi pakaian ganti bayi (1-2 pasang), popok sekali pakai, tisu basah, tisu kering, menu MPASI, air minum, camilan, makanan berat, mainan, jaket, peralatan makan, minyak telon dll (sesuaikankan dengan kebutuhan si kecil).

7. Sedikitkan barang bawaan
Kalau barang bawaan memang banyak sebaiknya sebagian besar dikirim lebih dulu ke tempat tujuan, bawa yang sekiranya penting. Kecuali jika banyak yang menemani saat naik kereta sehingga ada yang membantu atau bisa menggunakan jasa porter.

8. Baby carrier
Ini paling nyaman dan aman untuk menggendong bayi apalagi di tempat umum seperti stasiun terutama jika suasananya berjubel seperti saat mudik lebaran.

Khusus untuk MPASI, awalnya saya bingung harus bawa apa dan bagaimana...hehehe maklum emak baru beranak satu. Tapi ternyata tidak sesulit yang saya bayangkan dan tidak perlu juga membawa bubur instan. Cukup buatkan menu MPASI rumahan seperti biasa untuk dua atau tiga kali makan, amannya sih untuk dua kali makan, selain itu bawakan camilan berat (pisang, biskuit) dan camilan ringan (sejenis puff atau yummy bites).

Kesimpulan saya...untuk perjalanan jauh dengan kereta api perlu fisik yang prima...karena tantangannya adalah bagaimana bisa survive selama di kereta bersama si kecil...hehehe. Lebay ya? Eh tapi ini beneran.

Akhir kata selamat berpetualang naik kereta api bersama si kecil.

Sumber gambar : koleksi pribadi




Rutin Mencatat Pengeluaran yuk

Dalam pengelolaan keuangan ada hal paling sederhan tapi kadang tidak dilakukan karena tidak sempat atau terlalu ribet atau malas yaitu menc...