Sumber gambar : Instagram @shelley_illustration
Sebagai ibu yang masih menyusui, saya baru tahu kalau tanggal 1-7 Agustus 2018 ini diperingati sebagai World Breastfeeding Week dengan slogan Life Foundation. Mumpung masih berada di tanggal tersebut saya ingin berbagi sedikit pengalaman di awal menyusui Mufa.
Alhamdulillah setelah Mufa lahir ASI saya melimpah ruah sampai "ngrangkaki" kalau orang Jawa bilang. Tetapi hal tersebut tidak langsung diimbangi dengan kelancaran dalam menyusui secara langsung. Saya duga karena faktor bentuk puting.
Masih teringat hari-hari pertamanya di dunia, Mufa tidak langsung lancar menyusu. Bahkan untuk kolostrum saya berikan dengan sendok, begitu pula dengan ASI. Sayapun bingung kenapa, namun hal itu tak lantas membuat saya menyerah, saya coba terus untuk direct breastfeeding. Tapi tampaknya dia kurang puas. Akhirnya saya dan suami memutuskan untuk pumping, menyetok ASI, dan yang paling berat bagi saya adalah memberikannya melalui dot. Kadang saya merasa sedih, saya merasa kalah dengan dot.
Hari-haripun saya lalui dengan seluk beluk dunia per-pumping-an yang kadang terasa melelahkan, seraya berdoa dan terus mencoba agar Mufa bisa direct breastfeeding. Terbayang beratnya kalau harus pumping selama 2 tahun. Saat itu, tantangan dari luar begitu terasa. Masih dalam kondisi hiruk-pikuk orang-orang yang turut berbahagia atas kelahiran Mufa, ditambah komentar-komentar dari yang sekedar penasaran sampai cibiran akan adanya dot di kamar Mufa. Mungkin sudah umum ya kalau dot itu isinya susu formula. Yah..sudahlah anggap saja itu angin lalu, yang penting saya punya komitmen untuk meng-ASI-hi Mufa sampai 2 tahun insyaAllah. Belum lagi ada yang komentar kalau bentuk putingnya saja begitu gimana anak bisa menyusu... subhanallah... rasanya pengen bilang ke Allah kalau ada hamba-Mu yang meremehkan ciptaan-Mu Ya Rabb. Sedih.
Namun Allah Maha Segalanya, alhamdulillah di usianya yang ke 2 bulan, Mufa sudah bisa menyusu secara langsung dan tidak mengalami bingung puting. Bahagia tak terkira. Anggapan bentuk puting dapat menghambat proses menyusu terbantahkan sudah dengan kenyataan. Dan saya pun baru faham ilmunya setelah membaca artikel mbak Nabila yang berjudul Bentuk Payudara, Puting dan Keberhasilan Menyusui. Di sana dijelaskan secara gamblang bahwa bukan bentuk puting maupun payudara yang mempengaruhi keberhasilan menyusui tapi pelekatan salah satunya.
Sayapun jadi flashback dan teringat, memang benar tentang pelekatan dan hal itu butuh waktu. Seorang ibu baru membutuhkan waktu berdua dengan bayinya agar bisa beradaptasi, namun kadang hal ini terganggu dengan banyaknya tamu yang datang menjenguk atau hal-hal lainnya. Benarlah jika harus ada etika saat menjenguk bayi baru lahir. Ini menjadi catatan untuk saya pribadi. Selain itu juga karena saya kurang ilmu tentang menyusui saat itu.
Dari apa yang saya alami, saya rasa ada dua tantangan di awal menyusui :
1. Faktor internal
Kesiapan mental dan fisik ibu. Kesiapan mental disini lebih ditekankan pada rasa percaya diri bahwa si ibu harus punya keyakinan bisa menyusui anaknya dan ASInya cukup. Kesiapan fisik antara lain kondisi payudara ibu yang bisa dirawat sebelum melahirkan.
2. Faktor eksternal
Ini sangat mempengaruhi terutama orang-orang di sekitar si ibu dan bayi. Tentu mereka punya pendapat masing-masing, jadi si ibu harus punya komitmen dan keyakinan kuat untuk meng-ASI-hi bayinya dan harus bisa menyaring setiap pendapat orang yang didengar.
Lalu bagaimana agar bisa menghadapi tantangan tersebut?
1. Cari ilmu sebanyak-banyaknya tentang ASI dan menyusui jauh-jauh hari, kalau perlu tanya ke ahlinya
2. Harus yakin bahwa ASI nya cukup dan bisa meng-ASI-hi
3. Komunikasikan ke orang-orang terdekat tentang komitmen untuk meng-ASI-hi dan minta dukungan mereka
4. Merawat payudara sebelum melahirkan, ini bisa ditanyakan ke ahlinya atau sebagai gambaran bisa dibaca di sini
5. Abaikan omongan orang yang tidak perlu
6. Utamakan waktu berdua dengan bayi sesering mungkin dalam artian kalau ada tamu berkunjung ya ditemui sewajarnya
7. Jangan pernah menyerah untuk bisa menyusui dan meng-ASI-hi
Sumber gambar : Pinterest
ASI adalah anugerah dari Allah yang sangat istimewa, tak hanya aliran nutrisi terbaik tapi juga aliran cinta dan kasih sayang seorang ibu ke anak, yang kelak menjadi pondasi kehidupan (Life Foundation) bagi si anak. Jadi sebagai rasa syukur seharusnya para ibu bisa memberikan ASI kepada anak-anak mereka. Bahkan hal itu di sebutkan oleh Allah dalam Al-Quran.
Allah SWT berfirman:
وَالْوَالِدٰتُ يُرْضِعْنَ اَوْلَادَهُنَّ حَوْلَيْنِ كَامِلَيْنِ لِمَنْ اَرَادَ اَنْ يُّتِمَّ الرَّضَاعَةَ ۗ وَعَلَى الْمَوْلُوْدِ لَهٗ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوْفِ ۗ لَا تُكَلَّفُ نَفْسٌ اِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَا تُضَآرَّ وَالِدَةٌ ۢ بِوَلَدِهَا وَلَا مَوْلُوْدٌ لَّهٗ بِوَلَدِهٖ وَعَلَى الْوَارِثِ مِثْلُ ذٰ لِكَ ۚ فَاِنْ اَرَادَا فِصَالًا عَنْ تَرَاضٍ مِّنْهُمَا وَتَشَاوُرٍ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِمَا ۗ وَاِنْ اَرَدْتُّمْ اَنْ تَسْتَرْضِعُوْٓا اَوْلَادَكُمْ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ اِذَا سَلَّمْتُمْ مَّآ اٰتَيْتُمْ بِالْمَعْرُوْفِ ۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ
"Dan ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, bagi yang ingin menyusui secara sempurna. Dan kewajiban ayah menanggung nafkah dan pakaian mereka dengan cara yang patut. Seseorang tidak dibebani lebih dari kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita karena anaknya dan jangan pula seorang ayah (menderita) karena anaknya. Ahli waris pun (berkewajiban) seperti itu pula. Apabila keduanya ingin menyapih dengan persetujuan dan permusyawaratan antara keduanya, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin menyusukan anakmu kepada orang lain, maka tidak ada dosa bagimu memberikan pembayaran dengan cara yang patut. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 233)
Nah...tak ada alasan untuk tidak menyusui kan?
Happy World Breastfeeding WeekSemangat menyusui ibu-ibu...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar